BIKSUH, Trio Grunge Yang Lahir Di 'Scene' KIOS WARGA


Biksuh adalah sebuah band bergenre Alternative Rock/Grunge yang lahir dari sebuah mini kafe bernama Kioswarga di salah satu sudut Kota Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Proyek iseng yang digawangi oleh Amin Semesta (Vocal/Bass), Angga (Guitar/Vocal) dan Rhino (Drums) telah merilis sebuah single perdana berjudul 'Sembunyikan' pada 22 Juli 2020 dalam format video musik di kanal Youtube mereka. "Beberapa lagu kami sudah tahap rampung, tapi karna tidak sabaran akhirnya yang kami take (rilis) cuma satu untuk perkenalan, selebihnya EP album nantinya. Doain yah” kata Amin Semesta.

Single yang mengangkat tema tentang masalah klasik saat berada di tongkrongan ini diproduksi secara independen dan kolektif di bawah arahan Rumah Warga Production, sebutan untuk para penggiat seni yang tergabung dalam scene Kioswarga. "Kami dan teman teman ada disini, sebuah tempat yang sebut saja scene. Kami (lebih senang) menyebutnya scene dibanding cafe. Semua ada, dari hip-hop, metal, punk, new wave dan orang orang yang sedikit masa bodoh” kata Amin Semesta mewakili.

Trio yang mencoba bereksplorasi akan sesuatu yang belum ada di Kotanya ini, berangsur-angsur menunjukan progres yang cukup masive. Terbukti dengan mini album mereka yang sudah memasuki tahap perampungan dan single 'Sembunyikan' yang kembali dirilis via digital di platform Spotify.

Band yang ter-influence dari Pearl Jam, Nirvana, Monkey To Millionaire, Brandals, Morfem, Foo Fighter dan Blink-182 telah merilis beberapa teaser dan juga Art Cover EP di akun Instagram mereka. Mini album yang akan berisi 4 lagu, diantaranya single 'Sembunyikan' ditambah 3 lagu lainnya yakni 'Enam Tiga Puluh', 'Pangempurung' dan 'Koslet'. EP ini diberi judul 'Bising Dalam Hening', sebuah tajuk yang memiliki makna sangat mendalam, yang mencoba mendefinisikan suara bising yang terlahir dalam lamunan.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sambutan 'Selamat Datang' dari RAW-ON

Gambar
RAW-ON adalah band grindcore asal Batam (Kepulauan Riau) yang terbentuk sejak pertengahan tahun 2018. Berawal dari pertemuan di bangku kuliah dan adanya kesamaan visi antara Erfan Alamsyah ( Drums/Vocals ) dan Bintang ( Guitar ) menjadikan band senada Extreme Decay, Wormrot, Agathocles, Shitgrinder, Disrupt, MOB47, Dropdead, Extreme Noise Terror, Spazz, Unholy Grave dan Final Exit sebagai kiblat mereka dalam bermusik. Melebur tema politik, kesenjangan sosial dan perang ke dalam musik grindcore dengan sound yang raw , memantapkan Erfan untuk memilih “Raw on” yang berasal dari kata “No War” (jika dibaca terbalik) menjadi nama band yang menggambarkan musik dan tema yang mereka bawakan. Setelah menjajal beberapa mini gigs dan jamming session, RAW-ON merilis sebuah EP berjudul ‘ Selamat Datang ’ pada tanggal 21 November 2020 di bawah naungan S.O.N Record (Batam). Mini album dalam bentuk kepingan CD-R ini direkam di Oqey Studio , begitupun pemolesan mixing & masteringnya digarap di t...
Baca selengkapnya

Tebus Kebekuan, INNERBEAUTY Lantunkan "Strains of Tone"

Gambar
  INNERBEAUTY kembali menebus kebekuan dari perilisan album keempat yang tertunda dengan melepas single kedua yang diagendakan akan dirangkum dalam format cakram padat tahun ini di bawah naungan label Extreme Noise Indonesia . Bertajuk “ Strains of Tone ”, single ini muncul ke ruang dengar publik pada 25 April 2023 dengan nuansa yang gelap, silence , dan penuh kesedihan, namun tetap dalam balutan musik yang berat, cepat, dan groovy . “Strains of Tone” menancapkan keyakinan bahwa sejatinya setiap persoalan yang terlewati oleh makhluk yang hidup di dunia akan menghantarkan tiap kesadaran menuju pada tingkatan yang tidak terbatas. Fenomena kehidupan dari makhluk yang berjuang sendiri menyelamatkan dirinya dari kesesatan yang memasung kebanggaannya berakhir dan tidak terselamatkan. Sosok badut yang terpampang jelas pada sampul karya Gita Desilia ini mencoba memberikan definisi bahwa ketika yang terkuat adalah value maka semua akan memiliki kepentingannya sendiri untuk bergegas dan mem...
Baca selengkapnya

Seruan "Forever No To Dog Meat" Dari VOX MORTIS

Gambar
Bagaimana rasanya diculik, disekap, kemudian disiksa dan dijadikan kudapan karena dianggap berkhasiat atau sekadar untuk memenuhi rasa lapar? Tentu bukan hal menyenangkan apalagi jika dialami makhluk hidup. VOX MORTIS kembali menyerukan perlawanan terkait peredaran serta konsumsi daging anjing di tengah masyarakat dengan merilis single kedua dalam format video lirik pada tanggal 2 Desember 2020 di kanal YouTube mereka. Seperti yang telah disampaikan jika band ini dibentuk guna mempropagandakan kesejahteraan hewan, salah satunya mengajak masyarakat untuk berhenti mengonsumsi daging anjing. Seperti judulnya, “ Forever No To Dog Meat ” merupakan pernyataan sikap VOX MORTIS menolak makanan berbahan dasar daging anjing sekaligus upaya mengedukasi masyarakat tentang perlindungan hewan tersebut. Lagu ini merupakan single kedua dari debut album mereka yang dijadwalkan rilis pada Februari 2021 mendatang. Semua lirik tertuang gamblang lewat langgam death metal yang agresif, dibarengi visua...
Baca selengkapnya